Ada kalimat bijaksana kuno di Texas: ”Tak menjadi soal berapa banyak susu yang anda tumpahkan asalkan anda tidak kehilangan sapinya”.
Jika dikaitkan dengan keberhasilan-kegagalan, ‘susu yang tumpah’ berarti ‘kegagalan dengan semua akibatnya’ dan ‘sapi’ berarti ‘perspektif/gambaran yang benar atas kegagalan tsb’. Kegagalan tidak sepenuhnya berarti kekeliruan. Kegagalan bisa berarti keberhasilan yang masih terpendam. Peliharalah perspektif yang benar menyangkut segalanya saat mengalami kegagalan.
Persoalan akan muncul dari kegagalan hanya jika anda hanya memandang ‘susu yang tumpah’ dan bukan ‘sapi’nya. Orang dengan perspektif yang benar tentang kegagalan, tidak menjadi kecil hati saat mengalaminya. Kekeliruan tidak membuat mereka menyerah. Tentu saja kesuksesan juga tidak membuat mereka lupa diri.
Setiap peristiwa, entah baik atau buruk, adalah suatu langkah kecil dalam menjalani kehidupan. Jika anda biasanya cenderung memfokuskan perhatian pada titik ekstrim dari kesuksesan atau kegagalan, atau hanya memusatkan perhatian pada peristiwa-peristiwa tertentu/besar dalam hidup anda, cobalah mulai memandang segala sesuatu yang terjadi dengan perspektif yang benar.
Kita seharusnya menyadari bahwa selama kita memiliki niat yang baik dan melakukannya dengan baik, apapun hasilnya dan ‘stempel’ yang orang berikan kepada kita, apakah ‘sukses’ ataukah ‘gagal’ tidaklah menjadi soal.
Orang-orang yang mampu mengubah kegagalan menjadi batu loncatan bagi kesuksesan, bisa memandang kekeliruan atau pengalaman negatif sebagai hal yang wajar, belajar darinya, dan terus maju. Mereka bertekun mencapai maksud/tujuan hidupnya.
Washington Irving mengatakan, ”Orang besar memiliki maksud/tujuan, yang lain hanya berkhayal. Orang kecil menjadi kecil hati karena kemalangan, namun orang besar bangkit menaklukkannya”.