Dalam perjalanan hidup saya hingga kini, saya merasakan betapa sulitnya untuk hidup benar di tengah dunia yang tidak benar. Apakah itu di sekolah, kampus, pekerjaan maupun lingkungan tetangga, kita akan terus menerus berhadapan dengan berbagai karakter yang siap menjauhkan kita dari kehendak Tuhan. Atau jika tidak separah itu, kita tetap bertemu dengan orang-orang yang menggiring kita untuk berbuat dosa. Jika atasan kita menerima suap misalnya, kita pun diminta untuk ikut arus, setidaknya tidak sok jujur dan melaporkannya, atau kita harus siap-siap kehilangan pekerjaan. Ketika teman-teman kita berbuat dosa, kita akan dibilang sok suci dan dikucilkan apabila kita tidak mengikuti mereka. Ini baru dua contoh dari ribuan kasus yang kita hadapi sehari-hari.
Ada sebuah perumpamaan menarik tentang gandum yang tumbuh berbarengan dengan ilalang. Kedua tanaman ini tumbuh di tempat yang sama dan kelihatannya cukup sulit untuk dipilah. Ini perumpamaan yang berbicara tentang orang benar dan orang jahat yang dibiarkan hidup berdampingan. Gandum dan ilalang adalah 2 tanaman yang mirip tapi jelas mempunyai karakteristik berbeda, tapi tumbuh bersamaan. Gandum, makanan pokok yang berguna bagi manusia, sedang ilalang tidak berguna. Ilalang lebih banyak menyerap sari makanan dari tanah, sehingga mengganggu pertumbuhan gandum. Sayangnya ilalang dan gandum baru dapat dibedakan ketika bulir-nya keluar. Dan, ilalang yang dicabut sebelum waktunya bisa membuat gandum turut tercabut. Satu-satunya cara memisahkan Ilalang dan Gandum, dengan menunggu sampai saat menuai tiba. Seumpama ilalang dan gandum, begitulah orang jahat tetap dibiarkan hidup di dunia ini bersama orang baik, meski mereka membawa penderitaan bagi orang-orang baik. Alam memperlakukan sama pada seluruh ciptaan-Nya, baik yang berbuat jahat atau yang berbuat baik. Dia masih memberi kesempatan kepada yang jahat supaya bertobat dan bisa memperoleh Kesadaran, juga memberi kesempatan kepada yang baik untuk terus bertumbuh dan Berguna .
Justru dengan adanya “Ilalang”, maka “Gandum” ditantang untuk bisa tumbuh makin kuat, makin tahan uji, dan makin berkualitas. Kita telah diajar untuk panjang sabar mengikuti filosofi Gandum dan Ilalang ini karena segala sesuatu ada waktunya; Kita harus memberi kesempatan kepada setiap orang untuk berubah dan bertumbuh lebih baik, bukannya cepat-cepat menghakimi dan menghukum nya. Kita harus memiliki kasih yang besar bagaikan kita merawat “gandum” di ladang, hendaknya kita terus tumbuh seiring waktu dalam kasih dan kebenaran yang sejati. Yang penting adalah menjaga status kita tetap sebagai "gandum" meskipun ada ribuan ilalang disekeliling kita.
Tentu perbuatan kita itu akan mendapat reaksi dari kelompok ilalang. Sulit? jelas sulit. Namun semua kesulitan itu memang harus kita lalui, dan pada akhirnya nanti kita akan selamat ketika kita dimintai pertanggung jawaban. Sebagai warga "gandum", ingatlah bahwa anda memiliki karakteristik sebagai gandum, bukan ilalang! Gandum akan dikumpulkan ke dalam lumbung, akan halnya ilalang akan diikat untuk dibakar. Sungguh mengerikan bukan? Kalau kita melakukan perbuatan-perbuatan seperti halnya ilalang. Satu saat nanti pasti akan terjadi pemisahan antara gandum dan ilalang. Gandum akan masuk ke dalam lumbung, sedangkan ilalang akan dibakar habis. Sebelum hal itu sampai, pastikan benar-benar bahwa anda adalah gandum! Anda adalah gandum, bukan ilalang. Jangan sampai berakhir pada kelompok yang salah.
Sudahkan kalian telah melakukannya ?
Sedemikian rupa sehingga tumbuh tangguh dan bermanfaat bagi keluarga dan lingkungannya ?
MESKI ILALANG HARUS TUMBUH DI ANTARA GANDUM TAPI GANDUM HARUS TERUS TUMBUH KUAT DAN MERANUM.
0 komentar:
Post a Comment
Blog ini sudah dofollow silakan komentar di bawah ini